Tanungpinang – Raja Haji bin Daeng Celak Yang Dipertuam
Muda Riau II merupakan pahlawan nasional yang wafat di Teluk Ketapang Malaysia
ketika melawan Belanda. Raja Haji lahir pada tahun 1725 di Hulu Riau, Kota
Piring. Beliau diangkat sebagai Yang Dipertuan Muda Riau IV pada tahun 1777
selama tujuh tahun dan menjadikan Pulau Penyengat sebagai Pulau Penyengat
sebagai benteng pertahanan untuk melawan penjajah.
Raja
Haji merupakan ayah dari Engku Putri Raja Hamidah yang memegang Regalia
kerajaan di Pulau Penyengat. Beliau diberi gelar marhum Teluk Ketapang, namun
gelar yang disandangnya ialah Said Fisabilillah karena gugur di jalan Allah,
sehingga namanya menjadi Raji Haji Fisabililliah. Raja Haji mempunyai satu
kakak beradik yang bernama Raja Lumu yang wafat di negeri Singapura dan
dimakamkandi sana.
Konon
dahulu Raja Haji Fisabilillah terdapat di Malaysia dan dijaga ketat oleh
orang-orang Belanda. Namun secara diam-diam, tulang belulangnya diambil dan
dimakamkan di Pulau Penyengat oleh permintaan anaknya sendiri yaitu Yang
Dipertuan Muda Riau VI Raja Abdurrahman. Hingga saat ini makam Raja Haji
Fisabilillah masih terdapat di Pulau Penyangat. “Kadang kita sering melupakan
jasa-jasa para pahlawan kita, bahkan dijadikan tempatmaksiat dan
mabuk-mabukkan, ujar Jali
(15) pengunjung makam saat
ditanya kemarin, Selasa
(27/5).
“Saya
sangat berharap kepada masyarakat setempat dan dinas terkait untuk mohon
diperhatikan terhadap makam-makam para pahlawan ini agar tidak hanya tinggal
nama dan puing-puing bangunan nantinya. Bahkan banyak orang-orang yang mengaku
sebagai penjaga makam dengan pakaian yang kurang sopan,” ungkap Rudi selaku
penjaga makam.
Selain
makam Raja Haji Fisabilillah, juga terdapat makam Raja Ali Haji yang karyanya
yang sangat terkenal yaitu “Gurindam 12”. Raja Ali Haji juga merupakan pahlawan
nasional Bahasa Inbdonesia. Beliau adalah anak Raja Ahmad yang merupakan anak
dari Raja Haji Fisabilillah. Medi, staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Tanjungpinang mengatakan, kita akan coba membuat perawatan-perawatan demi
menjaga cagar budaya ini, seperti vangkul, parang, sapu, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar